Minggu, 22 April 2012

Hasanuddin ; Demi Kepentingan Garut, Tak Mungkin Saya Lakukan Transaksional


KOTA, (GE).- Dibalik penyampaian dua nama calon wakil bupati pada rapat paripurna DPRD oleh Bupati Garut, H. Aceng HM Fikri, SAg di gedung dewan, Kamis (19/4) kemarin. Sehari sebelumnya, Hasanuddin, salah satu calon yang disebut-sebut sebagai kandidat yang diperhitungkan bupati untuk diusulkan, ternyata secara mengejutkan, tepatnya pada Rabu malam (18/4), dia menyampaikan pesan kepada Bupati Garut, tidak bersedia dicalonkan mendampingi bupati.
Hal itu tentunya menyisakan sejuta pertanyaan publik. Mengingat, Hasanuddin, dianggap bakal mendampingi calon kuat lainnya, yakni Agus Hamdani, akan diusulkan oleh Bupati Aceng HM Fikri, pada rapat paripurna tersebut. Kendati pada kenyataannya, Agus Hamdani didampingi calon yang namanya tak pernah beredar di bursa pencalonan wabup, yaitu Usep Jaenal Aripin.
Menurut Drs. Mahyar Suara, SH, yang juga turut mencalonkan diri melalui Kongres Rakyat Independen (KRI), perlu dipertanyakan alasan yang sebenarnya atas mundurnya Hasanuddin. Kata Mahyar, tiba-tiba Hasanuddin mundur pada saat injury time. Padalah dirinya dipandang akan diusulkan bupati.
“Saya mensinyalir ada persoalan yang disembunyikan oleh Hasanuddin. Maka saya pikir perlu dia menyampaikan alasan kemundurannya kepada publik, sebab majunya dia diketahui publik dan saya meyakini dia memiliki peluah kuat untuk dicalonkan,” ujar Mahyar.
Ditambahkannya, sekalipun sama-sama mencalonkan diri, tetapi ia mempercayai kalau Hasanuddin memiliki integritas yang dapat dibilang sangat baik sebagai calon wakil bupati. Hanya saja di detik-detik akhir, diluar dugaan malah mengundurkan diri. “Penting, mengetahui alasan mundurnya di arena yang diperkirakan nyaris diraihnya. Tidak perlu ditutup-tutupi, karena akan berdampak negatif buat dirinya. Pastinya pun kita perlu mengetahui hal itu,” ujar Mahyar.
Sementara, saat dimintai keterangannya, Hasanuddin, membenarkan pada malam sebelum paripurna digelar, dirinya menginformasikan kepada bupati bahwa ia menarik diri dari pencalonan Wakil Bupati Garut. Selain kepada bupati, ia pun mengirimkan kabar ke rekan-rekannya tentang penarikan diri dari cawabup tersebut. “Ada perbedaan prinsipil dan mendasar terkait pengisian wabup yang kosong. Akhirnya saya mengambil keputusan untuk menarik diri dan menyatakan tidak bersedia dicalonkan. Itulah alasan saya kenapa menarik diri dari pencalonan,” tutur Hasanuddin.
Dikatakannya pula, keputusan mundur tidak lain untuk menghormati diri sendiri dan teman-teman yang membantunya. Ia pun membantah jika telah terjadi transaksional, sehingga harus menarik diri. Kata Hasanuddin, demi kepentingan Garut tidak mungkin ia melakukan transaksional dan pragmatis. “Mungkin bagi orang lain bisa saja melakukan itu. Apalagi dalam penarikan diri dari pencalonan wakil bupati ini, saya memutuskannya disaksikan teman-teman dekat,” ujarnya.
Jika di analogikakan, lanjut Hasanuddin, ibarat dirinya sedang bermain sepak bola. Disuruh pelatih mendrible bola ke kiri dan ke kanan ia ikuti, bahkan beberapa kali disliding pun tetap bertahan. Namun ketika sudah di muka gawang dan akan mencetak bola, tiba-tiba gawangnya tidak ada, karena sudah ada yang mencabut. Untuk membobol gawang, tidak mungkin dirinya harus menunggu gawangnya dipasang kembali, karena memang tidak dikehendaki dirinya  mencatk goal. “Hanya diri kita yang harus menghargai harga diri sendiri. Lebih baik keluar dari lapangan daripada sengaja dipermalukan di tengah lapangan,” kata Hasanuddin, sambil tersenyum. (Tata E. Ansorie)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar