Rabu, 28 Maret 2012

“Jangan Suara Gledegnya Besar, Tapi Hujannya Tak Turun”

GD. PENDOPO, (GE).- Ketua Umum DPD Partai Golkar Jawa Barat, DR H Irianto MS Syafiuddin atau akbrab disapa Kang Yance, menunjukkan kekecewaannya ketika menghadiri pelantikan Pengurus Ormas DPC MKGR Kabupaten Garut periode 2012-2017, di Gd. Pendopo, Selasa (20/3) kemarin.
Dihadapan Bupati Garut, H. Aceng HM Fikri, SAg, yang sekaligus Plt Ketua DPD Golkar Kabupaten Garut, dalam sambutannya, Yance, menyebutkan Ormas MKGR Kab. Garut, tidak menghargai kehadiran tokoh nasional yang juga Ketua Umum DPP Ormas MKGR, Priyo Budi Santoso. Buktinya, ormas MKGR Garut lebih memilih merokok diluar gedung, daripada mendengarkan petuah-petuah Ketua Umum DPP ormas MKGR tersbut. Tidak hanya itu, Yance juga mengkritik terhadap panitia pelaksana kegiatan. Menurutnya masyarakat umum yang hadir sangatlah sedikit, kebanyakan kader MKGR. Padahal,  Yance berharap pada pelantikan ormas MKGR kabupaten Garut ini bisa dihadiri elemen masyarakat lainnya.
“Kenapa tokoh MKGR apalagi tingkat pusat, tidak ada harganya di depan kader MKGR Kabupaten Garut. Bukannya mendengar pidato pak Priyo, malah lebih senang merokok diluar. Saya tidak pernah beretorika belaka, terbuka apa adanya. Mau diterima syukur, tidak pun tak menjadi soal. Bagi saya hal terpenting bukan hanya melantik, tapi bagaimana merepresentasikan program. Ceremonial paling gampang, tapi bagaimana interaksi orang-orang MKGR terhadap kemajuan organisasi,” ungkap Yance.
Tidak hanya menghadiri pelantikan pengurus DPC Ormas MKGR Kabupaten Garut, dalam lawatan 2 harinya di Garut, Yance pun menghadiri pengukuhan tim sukses relawan untuk dirinya yang akan maju sebagai Gubernur Jawa Barat di Ngamplang Cilawu. Kemudian menghadiri pelantikan Devicab Soksi, Baladika Karya, dan Wanita Swadiri Kabupaten Garut di Gedung Kesenian Bale Paminton Inten Dewata, Jl. A. Yani Garut, Senin (19/3).
Terkait dukungan terhadap dirinya, Yance, menilai Kabupaten Garut belum memperlihatkan kinerja yang maksimal. Dirinya pun akan kembali 2 bulan yang akan datang, melihat perkembangan Garut selanjutnya. Bahkan dengan tegas kepada Bupati Aceng HM Fikri, meminta apabila ingin menjadi bupati kedua kalinya, maka harus menghantarkan gubernurnya dari Partai Golongan Karya. “Jangan hanya suara gledegnya yang besar, sementara hujannya tidak pernah turun. Saya minta semua kader turun ke masyarakat melakukan sosialisasi. Buat apa masuk Partai Golongan Karya, kalau hanya ingin menduduki jabatan saja. Saling berebut kedudukan, sementara setelah duduk jangankan mau nyumbang, turun ke masyarakat pun tidak dilakukan,” terangnya.
Demikian pula ormas MKGR, SOKSI dan Kosgoro, imbuh Yance, dalam sejarah ketiganya merupakan pendiri Partai Golongan Karya. Maka, ketika terjadi penurunan suara partai Golkar di tiap daerah, ketiga ormas tersebut harus turut bertanggungjawab pula. (Tata E. Ansorie)***